Seputar cerita sexs
Goyangan Wanita Liar Entah kenapa, semakin aku sering melakukan Making Love dengan
seseorang, membuat kehidupan sex aku bersama istriku semakin romantis
saja. Dan entah semua itu semakin bisa aku nikmati. Mungkin semua ini
adalah dampak dari terlalu tingginya libidoku sehingga saat aku lagi
mood, tidak jarang setelah siangnya atau sorenya aku melakukan dengan
teman kencanku, malamnya aku ganti menservice istriku.
Aku selalu bersyukur mempunyai kelebihan dalam urusan bercinta.
Ditambah pengetahuan sex aku yang aku dapatkan dari film BF, buku-buku
sampai obrolan-obrolan dengan teman di kantor, membuat aku semakin bisa
menyelami tentang apa itu sex. Sehingga aku benar-benar fasih dalam
menerjemah apa yang aku dapat dari pengetahuan tentang sex. Cerita Sex
Itu terbukti dengan keluarnya banyak pujian dari para teman making
love aku. Rata-rata mereka sangat puas saat bercinta denganku, dan
mereka menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang sebelumnya belum
pernah mereka rasakan dalam masalah sex.
Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang ibu rumah tangga,
yang entah bagaimana ceitanya ibu rumah tangga tersebut mengetahui
nomor cellulerku. Siang itu saat aku sedang menikmati masa istirahatku
di kantin, tiba-tiba cellulerku berbunyi.
“Hallo, selamat siang Dandy” suara perempuan yang manja terdengar.
“Hallo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.
“Namaku Anggun” kata perempuan tersebut mengenalkan diri.
“Maaf, Mbak Anggun tahu nomor HP saya darimana?” tanyaku menyelidik.
“Oya, aku temannya Via dan dari dia aku dapat nomor kamu” jelasnya.
“Ooo, Mbak Via” kataku datar. Aku mengingat kembali kisahku
sebelumnya yang berjudul Kisah bersama Ibu Muda. Via seorang sekretaris
yang juga ikut ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.
“Gimana khabar Mbak Via?” tanyaku.
“Baik, dia titip salam kangen sama kamu” jelas Anggun.
Sekitar 5 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang yang sudah
kenal lama. Suara Anggun yang lembut dan manja, membuat aku
menerka-nerka bagaimana bentuk fisik dari wanita tersbut. Saat aku
membayangkan bentuk fisiknya, Anggun membuyarkan lamunanku.
“Hallo.. Dandy, kamu masih disitu?” tanya Anggun.
“Iya.. iya Mbak..” kataku gugup.
“Hayo mikir siapa, lagi mikirin Via ya?” tanyanya menggodaku.
“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Anggun tuh” celetukku.
“Masa sih.. Jadi GR nih” dengan suara yang menggoda.
“Dandy, boleh kan kalau aku mau ketemu kamu?” tanya Anggun.
“Boleh aja Mbak.. Dengan senang hati” jawabku semangat.
“Oke deh, kita mau ketemuan dimana?” tanyanya semangat.
“Terserah Mbak deh, Dandy ngikut aja” jawabku pasrah.
“Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di excelso di Tunjungan Plasa” katanya.
“Oke, sampai nanti Dandy.. Aku tunggu jan 18.00″ sambil berkata demikian, HP nya langsung off.
Waktu menunjukkan pukul 16.30, tiba saatnya aku pulang kantor dan
segera meluncur ke Tunjungan Plaza. Sebelumnya aku prepare di kantor,
aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk
perlengkapan mandi, memang setiap hari aku membawa karena memang aku
sering olahraga setelah jam kantor.
Tiba di TP, aku segera memarkir mobil starletku yang butut di lantai
3. Jam ditanganku menunjukkan pukul 18 kurang seperempat. Aku segera
menuju ke excellso seperti yang dikatakan Anggun. Aku segera mengambil
tempat duduk disisi pagar kaca, sehingga aku bisa melihat orang hilir
mudik di area pertokoan terbesar di Surabaya ini.
Saat mataku melihat situasi di sekelilingku, bola mataku berhenti
pada seorang wanita setengah baya yang duduk sendirian. Menurut tebakan
aku, wanita ini berumur sekitar 35 tahun ke atas. Wajahnya yang
luAnggunn putih, membuat aku tertegun. Mataku yang mulai nakal, berusaha
menjelajahi pemandangan yang sangat menggiurkan di depanku.
Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih di
balik rok mininya, membuat semakin aku gemas. Dalam hatiku, wah betapa
bahagianya aku jika orang tersebut adalah Anggun yang menghubungi aku
siang tadi.
Disaat aku membayangkan sosok di depan mataku, tiba-tiba wanita itu
berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdegup kencang ketika
dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku. Cerita Mesum
“Maaf, kamu Dandy ya?” tanyanya sambil menatapku.
“Iy.. iyaa.. Kamu Anggun?” tanyaku balik sambil berdiri.
Jarinya yang lentik menyentuh tanganku untuk bersalaman dan darahku
terasa mendesir ketika tangannya yang halus meremas tanganku dengan
halus.
“Silahkan duduk Nggun” kataku sambil menarik satu bangku di depanku.
“Terima kasih” kata Anggun sambil tersenyum.
“Dari tadi anda duduk disitu kok tidak langsung kesini?” tanyaku.
“Aku tadi sempat ragu, apakah kamu memang Dandy” jelasnya.
“Aku tadi juga berpikir, apakah wanita yang cakep ini kamu?” kataku sambil senyum.
Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan,
kadang-kadang kami berdua saling canda, saling menggoda dan sesekali
bicara yang ‘nyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah
sempurna saja wajahnya yang semakin matan. Dari pembicaraan tersebut,
terungkaplah kalau Anggun adalah seorang wanita yang sedang tugas di
Surabaya. Anggun adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 3 hari
dinas di Surabaya.
“Nggun, kamu kenal Via dimana?” tanyaku mnyelidik.
“Via adalah teman chattingku di YM, aku dan via sering online
bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga
untuk kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun.” mulut mungil
Anggun menjelaskan dengan penuh semangat.
“OOo, begitu..” kataku sambil manggut-manggut.
“Ini adalah hari pertamaku di Surabaya dan aku berencana menginap 3
hari, sampai urusan kantorku selesai” jelasnya tanpa aku tanya.
“Sebenarny tadi Via juga mau dateng tetapi karena ada acara keluarga, mungkin besok baru bisa dateng” jelasnya kembali.
“Memang Mbak Anggun nginap dimana?” tanyaku.
“Kebetulan sama perwakilan kantor disini, di bookingin di Hotel E..” jelasnya.
“Mmm, emang Mbak sama sapa sih?” tanyaku menyelidik.
“Ya sendirilah, Dandy.. Makanya saat itu aku tanya Via” kata Anggun.
“Tanya apa?” tanyaku mengejar.
“Apakah punya teman yang bisa temanin aku selama di Surabaya” kata Anggun.
“Dan dari situlah aku tahu nomor celluler kamu” lanjutnya.
Tanpa terasa jam tanganku menunjukkan pukul 21.15 wib, dan aku liat
sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mau tutup.
“Dan.. Kamu mau anter aku balik ke hotel?” tanya Anggun.
“Boleh, masa iya aku tega biarin Mbak Anggun sendirian balik ke hotel” kataku.
Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera
meluncur ke Hotel E.. Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Tunjungan
Plasa. Aku dan Anggun bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 3, dan
sesampainya di kamar nomor 306, Anggun menawarkan aku untuk masuk
sejenak. Bau parfum yang menggugah syaraf kelaki-lakianku serasa
berontak ketika aku berjalan di belakangnya.
“Silahkan duduk Dan, aku mau mandi dulu” kata Anggun sambil melempar tas kecilnya, diatas ranjang.
Mataku menyelidik, apakah benar Anggun sendirian dalam kamar. Dan
memang benar kelihatannya dia sendirian. Aku lihat kopor kecilnya yang
masih rapi, nampak hanya beberapa helai gaun yang berada di atas
ranjang. Saat mataku masih asyik menjelajahi ruangan kamar Anggun,
tiba-tiba sesosok tubuh yang jenjang dengan hanya mengenakan sehelai
handuk yang menutupi tubuhnya yang molek.
“Dandy, aku minta tolong nih buangan airnya di bathup nggak bisa
dibuang” kata Anggun sambil tetap berdiri di muka pintu kamar mandi.
Aku segera bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kamar mandi.
Ketika aku melewati tubuh Anggun, mataku yang nakal sedikit mencuri
pandang di belahan dada Anggun yang terkesan menyembul keluar karena
terhimpit ketatnya handuk yang menutupi tubuhnya.
Aroma sabun lux kuning merasuk menusuk hidungku, aku segera menuju
bathup yang dimaksud oleh Anggun. Aku menggunakan tangkai sendok untuk
mencungkil karet penutup bathup yang memang rapat sekali. Seputar cerita sexs
Aku berusaha membuka secepatnya karena pikiran kotor mulai menjejali
otakku. Dan akhirnya”sswaasshh..” suara air langsung keluar ketika karet
penutupnya sudah terlepas.
“Oke Nggun.. Sudah terbuka nih, silahkan lanjutin mandinya” kataku
sambil masih membelakangi tubuh Anggun yang sedang berdiri di
belakangku. Ketika aku membalikkan badanku, betapa kagetnya aku dengan
pemandangan di depan mataku. Tubuh Anggun tidak dibalut lagi oleh handuk
putih yang melekat di tubuhnya tadi.
“Ma-Maaff.. Aku mau keluar Nggun” kataku gugup. Anggun tidak menjawab
dan bahkan tidak memberiku jalan. Wanita itu langsung berhamburan
memeluk tubuhku, dan merangkul leherku dengan erat.
“Dan, Via sudah ceritakan kehebatan permainan sex kamu” aroma bau
mulutnya yang segar, membuat jantungku semakin berdetak kencang.
“Mmm, anu Mbak.. Mungkin Via terlalu berlebihan” kataku.
“Berikan aku kenikmatan itu Dan..” sambil berkata demikian, bibir
mungil Anggun langsung mendarat di bibirku. Lidahnya yang liar serasa
menggeliat mencari lidahku.
Lidahku yang sudah mulai terpancing birahi, langsung menyambut
keliaran lidah Anggun. Tanganku yang tadi hanya berdiam diri, sekarang
aku beranikan memeluk tubuhnya yang sexy bagaikan Britney Spears. Aku
merasakan dadanya yang montok mendesak dadaku yang bidang.
Sesekali tanganku mulai semakin berani menjelajahi pinggul Anggun,
pantatnya yang masih terlihat kencang walaupun sudah menginjak 35 tahun.
Aku meremas pantatnya berkali-kali sehingga hal itu membuat nafsu
Anggun semakin naik.
Bibirku yang sudah mulai murka dan terbawa birahiku yang mulai
merangkak ke kepalaku. Lehernya yang jenjang menjadi sasaran empuk
bibirku yang mulai menari- nari di atasnya.
“Ooohh.. Dandy.. Geelli..” desah Anggun.
Serangan bibirku semakin menjadi di leher Anggun, sehingga dia hanya
bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku. Setelah aku puas dilehernya,
aku mulai menurunkan tubuhkan sehingga bibirku sekarang berhadapan
dengan 2 buat bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang.
Aku semakin terbawa dalam aliran birahi yang meledak- ledak, bibir
Anggun yang mulai terasuki nafsu birahinya sendiri mulai ganas melahap
bibriku. Jari jemarinya yang lentik, sepertinya terlatih untuk membuka
semua kancing yang menempel di hem yang aku kenakan.
Disaat aku mulai telanjang dada, bibirnya mulai menjalar ke arah
leherku dan sesaat kemudian bibirnya sudah mendarat pada dadaku. Jilatan
lidahnya yang semakin liar, sepertinya tidak ingin menyisakan
sedikitpun dada bidangku. Cerita Dewasa 2016
Darahku mendesir hebat hingga membuat aku terangsang hebat, ketika
lidahnya menari di puntingku. Daerah yang paling sensitif di tubuhku,
yang bisa menggugah nafsu birahiku secara spontan.
“Ohh.. Nggun.. Aaakh” aku merintih sambil menekan tengkuknya ke dada bidangku.
Anggun benar-benar sudah di kuasai oleh birahi yang tinggi, dan tanpa
aku sadari ketika aku sudah merasakan kaki sudah dingin. Ternyata
Anggun sudah melepas jeans yang aku pakai sebelumnya, sehingga sekarang
aku hanya menganakan celana dalam saja.
Lidahnya semakin lama semakin ke bawah dan sampailah lidahnya
memainkan pusarku. Tangannya meremas kedua pantatku sehingga aku
benar-benar terangsang hebat. Dengan gaya yang sudah fasih, giginya
berusaha menarik celana dalamku dari depan. Kedua tanganya dengan mudah
menarik celana dalamku dari belakang.
“Gila.. Pantes Via puas, habis kontolmu gede seperti ini” kata Anggun memuji.
Adik kecilku yang tadi sudah ingin melepaskan diri dari belenggu
celana dalam yang membatasinya akhirnya bisa lepas. Aku melihat kebawah
dan melihat Anggun yang sedang tertegun dengan besarnya kontolku.
Kontolku berdiri tegak sekali dan sesaat kemudian.
“Mmm.. Srup.. Srupp” mulut Anggun yang mungil mulai mengulum batang kontolku.
“Aakhh.. Nggun.. Nikmmaat.. Sekkalii” rintihku.
Tanganku menekan dalam-dalam kepala belakang Anggun, utnuk memudahkan
bergerak maju mundur dan ketika kontolku benar- benar terlean dalam
mulut Anggun, kenikmatan yang luar biasa aku rasakan ketika ujung
kontolku menthok pada dasar mulut Anggun.
“Sss.. Nggun.. Uhh” aku mendesah kenikamatan. Cerita Mesum
Anggun tidak mempedulikan desahan, rintihan dan eranganku, wanita itu
denagn buasnya mengulum, menjilat, mengocok dan mengoral batang
kemaluanku. Sampai aku tidak kuat berdiri. Setelah Anggun puas dengan
aksinya, Anggun bangkit dari posisi pertama yang sebelumnya jongkok di
bawah selangkangan aku.
Kesempatan ini tidak aku sia- siakan untuk mendorong tubuhnya sehinga
tubuh Anggun terduduk di kloset. Aku langsung jongkok dan membuka kedua
pahanya yang putih. Lubang memeknya yang memerah dan disekelilingi
rambut- rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya,
membuat tubuhku berdesir hebat.
Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan ke permukaan
bibir memek. Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tubuh
disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati memeknya.
“Sss.. Dandyy.. Nikmaat sekali.. Ughh” rintih Anggun.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku
di ujung clitorisnya. Gerak tubuh Anggun yang terkadang berputa-putar
dan naik turun, membuat lidahku semakin berani menghujam lebih dalam ke
lubang memeknya.
“Daanndy.. Gilaa banget lidah kamu..” rintih Anggun.
“Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan..” pintanya.
Lidahku bergerak keluar masuk dalam lubang memeknya, sesekali aku
memancing clitorisnya untuk segera keluar dari persembunyiiannya.
Paha Anggun dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk
menjilat, mengulum, dan sesekali menghisap dalam-dalam clitorisnya. Aku
perhatikan Anggun merem melek menikmati nakalnya lidahku dan sesekali
aku perhatikanl, wanita tersebut mengigit bibir bawahnya seakan menahan
rasa nikmat yang bergejolak di hatinya.
“OOhh.. Dandy, aku nggak tahan.. Ugh..” rintihnya.
Semakin Anggun merintih, mendesah dan mengerang, semakin membuat
nafsuku bergejolak. Sampai aku rasakan beberapa cairan yang terasa asin,
dan aku semakin bernafsu untuk menjilatinya.
“Danddy.. Danddyy.. Ooogghh..” Anggun merintih panjang.
Dibarengi dengan tubuhnya yang kejang-kejang, dan terasa pahanya
menggapit kepalaku dengan kencang. Jari nya yang lentik meremas
rambutkuyang sedikti gondrong.
Anggun terpejam sejenak menikmati lelehnya cairan yang meluber dari
lubang memeknya, lidahku tiada henti menerima luapan cairan bening yang
wangi tersbut. Seakan-akan aku tidak peduli dengan orgasme yang didapat
Anggun pertama kalinya. Dan ketika aku rasakan cairan tersebut sudah
bersih, aku membimbing tubuh Anggun yang masih lemas. Aku mendekap tubuh
Anggun dari belakang, kami berdua menghadap cermin.
“Ohh.. Dandy..” Anggun mendesah ketika lidahku mulai menyentuh bagian belakang telinganya.
Tangannya menggapai leherku, dan tanganku sepontan meraih buah
dadanya dari belakang. Dengan sentuhan yang sangat halus, pantatnya yang
sintal bergerak memutar di gesekan batang kemaluanku yang dari tadi
masih tegang. Jari telunjukkananku bergerak menggesek clitoris Anggun
yang sduah mulai basah kemabli.
“Danddyy..” Anggun kembali mendesah.
Peralahan aku mengangkat kaki kanan Anggun dan aku sandarkan di
wastafel kamar mandi. Sehingga Anggun hanya berdiri dengan satu kaki
saja, batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaan Anggun dan
sekali hentak.
“Bleesst..” kepala kontolku mengoyak memek Anggun.
“Aowww.. Giillaa.. Besaar sekali Dan.. Punya kamu” Anggun merintih.
Perlahan aku beregark maju mundur di lubang memek Anggun, sampai
akhirnya aku merasakan cairan yang cukup di lubang memek Anggun. Sekali
tekan “bless” seluruh batang kemaluanku masuk dalam lubang senggama
Anggun dan bersama dengan itu, tubuh Anggun sedikit terangkat.
“Hekk.. Danndyy.. Nikmatt sekalii.. Oooh” Anggun merintih kembali.
Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Anggun menggelinjang
hebat dan sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan
yang luar biasa di batang kemaluanku.
“Danddy.. Jangan berhenti sayang.. Oogghh” pinta Anggun. Cerita Seks
Nampak jelas di cermin aku lihat wajahnya yang begitu menikmati
tusukan batang kemaluanku semakin menjadi. Aku merasakan sekali ujung
kontolku bergerak masuk sampai di ujung kemaluan Anggun.
Wanita tersebut menggoyang kepalanya kekanan dan kekiri seirama
dengan kontolku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Kedua
tanganku meremas kedua bukit kembar Anggun dan sesekali membantu pinggul
Anggun utnuk berputar- putar.
“Danddy.. Kamu.. Memang.. Jagoo.. Ooohh” tangan Anggun bersandar di
cermin sedangkan kepalanya bergerak ke atas kebawah, kesmaping kiri
kanan seperti orang yang lagi triping.
Beberapa saat kemudian Anggun seperti orang kesurupan dan ingin
memcau birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan
birahinya, disaat Anggun semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan
spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi
centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyak dinding memek Anggun.
“Danddy.. Terus.. Sayangg.. Jangan berhenti..” Anggun meminta.
Permainanku tersebut benar-benar memancing birahi Anggun untuk mencapai
kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Anggun benar- benar tidak bisa
mengontrol birahinya. Tubuhnya bergetar hebat.
“Danddyy.. Aakuu.. Kelluuarr.. Aaakkhkhh.. Goyang sayang” rintih
Anggun. Gerakan kontolku seperti goyangan anisa bahar yang patah-patah,
membuat birahi Anggun semakin tak terkendali.
“Dann.. Ddy.. Aaammppunn” rintih Anggun panjang. Bersamaan dengan
rintihan tersebut, aku menekan kontolku dengan dalam hingga mentok
dilangit-langit memek Anggun. Aku merasakan semburan cairan membasahi
seluruh batang kemaluanku.
“Creek.. Crek.. Crek..” suara kontolku masih bergerak keluar masuk di lubang memek Anggun.
Aku semakin tidak peduli dengan Anggun yang sudah mendapatkan kedua
orgasmenya, karena aku sendiri lagi berusaha untuk mencari kepuasan
birahiku. Perlahan, aku turunkan kaki kanan Anggun yang pada posisi
pertama aku naikkan ke atas wastafel.
Posisi Anggun, sekarang sedikit menungging dengan posisi berdiri.
Kontolku yang masih tertancap pada lubang memeknya langsung aku hujamkan
kembali ke lubang memek Anggun.
“Ohh.. Dandyy.. kamu.. memang.. ahli..” kata Anggun sambil merintih.
Kedua telapak tanganku mencengkeram pinggul Anggun dan menekan tubuhnya
supaya kontolku bisa lebih menusuk ke dalam lubang memeknya.
“Nggun.. memek kamu memang asyik banget” pujiku.
“Kamu suka minum jamu ya kok masih seret?” tanyaku.
Anggun hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati
tusukan kontolku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijat
oleh memek Anggun dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar
biasa.
Permainan sexku benar-benar bisa diterima Anggun karena ternyata
wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku. Sampai akhirnya aku
tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
“Nggun.. Aku mau.. Keluuar..” kataku mendesah.
“Aku juga sayang.. Oooh.. Nikmat terus.. Terus..” Anggun merintih.
“Dandyy.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasain semprotan kamu..” pinta Anggun.
“Iya Nggun.. Ooogh.. Akakhh..” rintihku.
Gerakan maju mundur dibelakang tubuh Anggun semakin kencang, semakin
cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak
bersama-sama.
“Danddy.. Aku.. Aku.. Nggaak kkuaat.. Aaakhh” rintih Anggun.
“Aku juga Nggun.. Oohh.. Nggun” aku merintih.
“crut.. Crut.. Crut..” spermaku muncrat membanjiri memek Anggun.
Karena begitu banyaknya spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai
keluar dicelah memek Anggun. Setelah beberapa saat kemudian Anggun
membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
“Dandy ternyata Via memang benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Anggun merintih. Cerita Hot
“Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja” kataku merendah.
“Kamu luar biasa..” Anggun tidak meneruskan kata-katanya karena
bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
Tanpa terasa kami berdua sudah naik di dalam bathup, kami mandi
bersama. Guyuran air di pancuran shower membuat tubuh Anggun yang molek
seperti bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh
ruangan tersebut.
Dengan halus, aku menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop
punya Anggun. Aku mnggosok-gosokkan sabun ke seluruh tubuh Anggun,
sesekali jariku yang nakal memilin punting Anggun.
“Ughh.. Danddy..” Anggun merintih dan bergetar saat aku permainkan
puntingnya yang memerah. Untuk yang kesekian kalinya, kami berdua
berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali Anggun seorang wanita
yang sedang butuh kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu
kenikmatan berkali-kali, kami berdua memburu birahinya yang tidak pernah
kenyang.
Sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 wib, dimana aku
harus segera balik kerumah karena celullerku berapa kali tadi berbunyi.
Aku meninggalkan Hotel E.. Sambil menikmati sisa-sisa kenimatan yang
sudah di tinggalkan oleh permainan tadi.(scs*)
- Home
- Cerita Sex . Goyangan Wanita Liar