SPG Montok

Seputar cerita sexs
Aku Sinta, wanita usia 27tahun dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 171 cm berat 57kg dan ukuran buah dada 36B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku.

Menikah dengan Yaki, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Yaki dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Yaki berangkat kerja dan malam sebelum tidur.

Cerita Ngentot SPG Montok
cerita sex spg, cerita mesum spg, cerita ngentot spg, ngesex spg hot, ngentot spg montok

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Yaki bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Yaki harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.

Dan mulailah cerita ini ketika Yaki mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Roy dari luar kota. Pertama diperkenalkan Roy langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Roy cukup tampan gagah dan kekar.

Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Yaki memutuskan agar Roy tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Roy tidur di kamar persis di seberang kamar kami.

Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Yaki datang bisa langsung bercinta.

Pernah suatu saat ketika pagi hari aku dan Yaki bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Yaki dari depan, tiba-tiba Roy muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Yaki yang membelakangi Roy dan aku juga tidak tega menghentikan Yaki, akhirnya ku biarkan Roy melihat kami bercinta tanpa Yaki sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Roy melihat tubuh telanjangku ketika Yaki melepaskan kontolnya dan terjongkok di bawah meja. Setelah kejadian itu Roy lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.

Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Yaki benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Yaki bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Yaki . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik.

Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Roy pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar.

Sebelum berangkat aku dan Yaki sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternyata Roy mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Yaki orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Roy mengetahui hal itu.

Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Yaki dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Yaki berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Roy .

“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Roy

“Ah bisa aja kamu Roy”,balasku tersipu.

Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Roy meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.

Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.

Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Roy meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Roy telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Roy yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.

“Roy apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Roy..lepas..!”,rontaku tapi Roy tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

Roy terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Roy mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.

“Roy..hentikan Roy aku mohon..tolong Roy..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Roy terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir memekku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.

Ketika Roy sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Yaki memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Roy terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Yaki yang tidak melihat kami dan meninggalkan Roy dengan G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.

Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Yaki mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Roy. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Roy, diperjalanan dia hanya mengatakan “Maaf Sinta..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun.

Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar ternyata Roy telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Sinta aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Roy telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?”Roy..lepaskan aku Roy..ingat kau teman suamiku Roy..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Roy terus menekan hingga aku berteriak saat kontolnya menyeruak masuk ke dalam memekku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara kontolnya yang besar keluar masuk di dalam memekku yang sudah sangat basah hingga memudahkan kontolnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya.

Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.

Sepuluh menit kemudian Roy mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Roy di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan memekku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Roy terkulai di atasku.

“Maaf Sinta aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur

Aku tak tahu jam berapa Yaki pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Yaki dan Roy berpamitan untuk berangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian.

Saat asiknya berenang tanpa disadari, Roy ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Yaki sangat mempercayainya maka dia izinkan Roy pulang sendiri. Roy masuk dengan kunci milik Yaki dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian.

Lalu dia bergerak ke kolam renang dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Roy..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,

“Tenang Sinta suamimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan kontolnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantas sajaku semalam memekku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Aku buru-buru berenang menjauh tetapi tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Roy di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan memekku hangat sekali, ternyata Roy ada di bawah air dan sedang menjilati memekku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi memekku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai memekku, nafasnya kuat sekali pikirku.

Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan kontolnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Yaki.

Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan kontolnya keluar masuk.

Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikmati perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Sinta..ahh” bisiknya ditelingaku.

Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara kontolnya maju mundur di dalam memekku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.

Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme.

Sebentar kemudian Roy lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Sinta..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam memekku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku.

Setelah dia mencabut kontolnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut kontolnya dari memekku yang masih lapar.

Setelah Yaki pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Yaki dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Yaki yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. Ternyata yang kudapatkan adalah bentakannya “Sinta..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Aku yakin Roy juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Yaki di depan komputer dan lampu di kamar Roy. Tampak samar-samar Roy keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.

Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Roy mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah kontolnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali kontol itu masuk ke dalam memekku yang memang masih haus.

Perlahan aku membelai-belai memekku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Roy, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Roy dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Roy sangat terkejut “Sinta..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Yaki ada di kamar seberang.

Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Roy hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Roy tersenyum sambil memperlihatkan kontolnya yang semakin membesar dan tampak berotot.

Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum kontolnya, Roy yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan kontolnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.

Sambil mulutku tetap di dalam kontolnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan memekku di mulut Roy yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap memekku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Yaki yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas kontolnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang memekku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang kontol Roy masuk ke dalam memekku “Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh kontolnya memenuhi memekku dan menyentuh rahimku.

Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Roy dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara kontolnya yan keluar masuk memekku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Roy duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.

Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Yaki mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Roy dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Roy seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Roy merasakan kontolnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Roy membalikan aku dengan kontolnya masih tertancap di dalam memekku. Roy mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Roy merasakan kontolnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena memekku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

Dan Roy langsung memompa kontolnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara kontolnya keluar masuk di memekku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Roy.

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga kontolnya menyentuh rahimku. Kupeluk Roy dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.

Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Roy dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Roy diketuk Yaki, “Roy..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Yaki.

Langsung saja Roy melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.

Roy dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Yaki masuk, Yaki sempat terkejut melihat Roy telanjang,”Sedang apa kamu Roy” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Roy hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Yaki dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Yaki keluar, Roy kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Sinta buka pintunya..sudah aman”.

Begitu aku buka pintunya Roy langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless kontolnya kembali memenuhi memekku “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Roy melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Roy semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama “Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku

“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam memekku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.

“Braaammm..,” desahku tertahan.

“Ahhh Sinta..kau hebat..” demikian katanya.

Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Roy..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku.

Yaki tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Roy di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Yaki tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.

Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Yaki berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Roy, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Roy.

Saat kami berenang aku menyadari bahwa Roy sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Yaki sedang asyik berenang kulihat Roy memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan kontolnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.

”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Yaki, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Yaki memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.

Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Roy. Di sana Roy sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Roy..bisa ketahuan Yaki lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Roy sambil mencium leher belakangku.

Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Roy menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Roy, Yaki bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Yaki yang benar-benar sangat menikamti renangnya.

Di kamar Roy pun aku sangat menikmati sentuhan Roy. “Sinta kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan kontolnya ke dalam memekku dari belakang.

“AHH..Roy..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Yaki tidak akan mendengarnya.

Langsung saja Roy memaju mundurkan kontolnya di memekku..”Ahh.. Roy lebih kencang..fuck me Roy..puaskan aku Roy..kontolmu sungguh luar biasa..Roy aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Yaki.

Roy mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga memekku terasa lebih dalam lagi tersentuh kontolnya dengan posisi ini,”Sinta..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Yaki melihat sejenak ke kamar Roy maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.

Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Roy lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku. “Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Yaki yang tidak menyadari kejadian itu.

Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Roy. Pernah suatu saat ketika akhirnya Yaki mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Roy sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Kontolnya langsung menusuk memekku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini.

Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Roy kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Roy kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Akhirnya ketika proyek kantor Yaki selesai Roy harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Roy menyempatkan bercinta kembali. Cerita sex 2016, cerita sex dewasa, cerita dewasa, cerita abg dewasa, cerita abg ngentot, cerita tante sex, cerita sex ngentot, cerita dewasa umum, sex ditempat umum, cerita sex anak, cerita sex hot.