Seputar cerita sexs | Seleksi Sexs Sekretaris
Seputar cerita sexs - Suatu hal yang sebenarnya tak
perlu ku ceritakan ke khalayak umum. Tapi tak mengapa untuk kesenangan
semata dan penyaluran hobbysexs dan menulisku. Sudah sejak seminggu yang
lalu Sukma sekretarisku mengeluh kalau pekerjaannya sekarang bertambah
banyak, karena memang beberapa waktu ini aku membeli beberapa perusahaan
baru untuk perluasan bisnisku. Sebagai sekretaris pribadi, maka Sukma
harus mengetahui semua permasalahan bisnisku dengan mendetail sehingga
dapat dimaklumi bahwa dia agak kerepotan juga menyelesaikan semua tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Cerita Dewasa Terbaru, Karena dia terus menerus
mengeluh, maka aku menyuruhnya untuk mencari asisten baru untuk membantu
menyelesaikan pekerjaannya. Sukma sangat antusias karena aku
mengijinkannya mencari asisten, tentu saja dia tak akan lupa dengan
pesanku bahwa asistennya harus dapat memuaskan aku baik pekerjaannya
maupun sexsnya. Sukma hanya tertawa waktu mendengar permintaanku itu. Aku
juga yakin bahwa tak terlalu sulit untuk mendapatkan sekretaris yang
sehebat Sukma luar dalam, karena aku berani membayar sangat mahal untuk
pelayanan mereka, namun yang menarik bagiku adalah kesempatan untuk
menguji mereka secara langsung. Karena disinilah selera petualanganku
akan terpuaskan dengan menggoda para calon sekretaris itu.
Cerita Mesum Terbaru, Setelah melalui screening yang
ketat oleh personalia, Sukma akhirnya menyetujui 6 calon asisten yang
untuk itu dimintanya aku untuk menguji langsung mereka itu. Sukma
terus-menerus tersenyum ketika ia menceritakan betapa cantiknya para
calon sekretaris yang melamar dan pasti aku akan bingung untuk
memilihnya. Akupun hanya tertawa karena aku yakin pikiran Sukma sudah
ngeres saja. Dalam hati aku sudah tak sabar menunggu jam makan siang,
karena setelah itu para calon pegawaiku ini akan menghadapku.
Cerita Bokep Terbaru, Saat aku kembali ke kantor
setelah makan siang, kulihat diruang tunggu sudah berderet duduk
beberapa gadis yang semuanya berdandan rapi. Dari pandangan pertama aku
mengakui bahwa mereka rata-rata cantik hanya saja kelihatannya kalau
umurnya masih muda. Mereka semua memandangku dengan penuh harap sambil
berusaha menunjukkan senyum termanis yang mereka punya, aku membalas
senyum mereka dan langsung masuk ke ruanganku. Sukma yang sudah menunggu
, langsung mendatangiku dan menanyakan apakah aku sudah siap untuk
mulai wawancara.
Aku mengangguk namun kusempatkan untuk bertanya pada Sukma, apakah
semuanya masih perawan, Sukma menjawab bahwa perasaan dia ada dua yang
masih perawan yaitu yang namanya Indah dan Ratih, kalau yang lainnya
kelihatannya sudah punya pengalaman. Yang pertama masuk seorang gadis
memakai rok ketat berwarna biru tua, wajahnya cantik dengan tubuh yang
tinggi langsing. Dengan penuh hangat ia menjabat tanganku dan duduk
didepanku sambil menyerahkan berkas wawancara dari staffku sebelumnya.
Kubaca namanya adalah Mia ia lulusan Akademi Sekretaris yang terkenal di
kota Bandung umurnya baru 21 tahun.Setelah mengetahui jati dirinya aku
menutup map itu dan memandangnya tajam.
Mia menatap pandanganku dengan berani meskipun tetap sopan. Aku
langsung menanyainya dengan beberapa hal yang umum mengenai
kemampuannya, sementara mataku dengan teliti memandang wajah serta
badannya. Aku kurang suka dengan Mia ini karena badannya terlalu
langsing meskipun susunya kelihatan cukup montok untuk badan selangsing
dia itu. Setelah dia tak begitu canggung berbicara denganku,
gairahsex.com aku mulai memasang jebakanku, kutawari dia untuk merokok,
Mia kaget mendengar tawaranku itu, dengan ragu-ragu ia memandangku.
ketika kukatakan bahwa kalau dia memang biasa merokok boleh saja merokok
agar bisa lebih santai berbicara, barulah ia berani mengambil sebatang
Marlboro yang kusodorkan.
Ketika kutanyakan apakah dia berkebaratan kalau aku bertanya hal hal
yang bersifat pribadi, dia langsung menggelengkan kepalanya tanda tak
keberatan. Aku tersenyum sambil membetulkan dudukku.
“Apakah Mia sudah punya pacar?,” Mia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Apakah pacar Mia juga tinggal di Bandung?.”
“Tidak Pak, pacar saya ada di Jakarta.”
“Oh, makanya Mia kepengen kerja di Jakarta ya?” Mia lagi-lagi mengangguk dan tersenyum manis.
“Apakah ini pacar Mia yang pertama ataukah sebelumnya sudah sering berpacaran?”
“Sering Pak, tetapi semuanya sudah putus karena gag cocok!.”
Aku tersenyum dan bertanya lagi,
“Selama berpacaran, apa saja yang dilakukan oleh Mia?.”
“Maksud Bapak bagaimana ya?,” Mia balas bertanya.
“Maksud saya, apakah hanya sekedar omong-omong, atau dengan tindakan
tindakan lain?” Mia terdiam dan hanya tersenyum mendengar pertanyaanku
yang mulai terarah itu.
“Sebagai seorang sekretaris, Mia harus bisa menyimpan rahasia
perusahaan secara maksimal, maka bagi Bapak, kalau Mia bisa berkata
jujur mengenai diri Mia, berarti juga Mia bisa dipercaya untuk memegang
rahasia perusahaan!.”
Mendengar itu Mia baru berani menjawab,
“Ya kadang kadang omong-omong, kadang-kadang juga yang lainnya Pak!.”
“Yang lainnya bagaimana?” kejarku, Mia tak menjawab tetapi hanya senyum saja.
“Apa berciuman?” Mia mengangguk.
“Apakah pacar Mia suka meremas-remas payudara Mia?” dengan wajah sedikit malu Mia mengangguk.
“Sekarang coba jujur pada Bapak ya, apakah Mia pernah berhubungan
seks?” dengan wajah yang makin merah Mia menganggukkan kepalanya.
Kukejar lagi dengan pertanyaan,
“Sudah dengan berapa pria Mia berhubungan seks?”,
“Empat orang Pak!”jawab Mia. Aku tidak terlalu terkejut dengan
pengakuan Mia ini, tetapi karena aku tak terlalu tertarik dengan Mia,
maka aku tidak berusaha untuk mengajaknya untuk main, aku hanya ingin
mengetahui keadaan Mia luar dalam dan nantinya memberi dia duit agar
supaya kalau toh dia tidak kuterima maka aku tidak dituntutnya
macam-macam.
Dari laci mejaku kukeluarkan sebendel uang limapuluh ribuan senilai 5
juta rupiah, aku berkata kepada Mia, bahwa aku ingin melihat dia
membuka pakaiannya agar aku dapat lebih mengenal dia secara nyata, untuk
itu akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang ada di depannya itu. Kalau
nanti dia diterima, maka uang itu tetap menjadi miliknya, sedangkan
kalau tidak maka uang itu sebagai hadiah dariku. Mia ternganga mendengar
perintahku yang tak pernah didengarnya itu, tetapi ia benar-benar siap
untuk apapun rupanya.Dengan agak gemetar ia berdiri dan mulai membuka
pakaiannya satu persatu, aku hanya duduk saja di depannya.
Seperti yang kuduga buah dada Mia cukup montok untuk badan ceking
seperti itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa bulu selembarpun, ketika
BH-nya dilepas, tampaklah buah dadanya yang kelihatannya sudah agak
mengendur dan penuh dengan kecupan merah. Dari situ aku yakin kalau Mia
ini doyan main! Ketika Mia membuka rok dan sekaligus celana dalamnya,
penisku agak tegang juga, karena selangkangan Mia ditumbuhi dengan bulu
yang cukup rimbun. Setelah telanjang, Mia berdiri mematung di depanku
sambil tersenyum dan menunduk. Aku berdiri mendekati dia dan menyentuh
susunya yang kurasakan agak empuk begitu juga dengan pantatnya, ketika
kuraba bulu vaginanya, Mia merangkulku seperti orang yang kaget.
Aku diam saja, hanya jariku yang mulai menyelinap di antara celah
pahanya mencari liang vaginanya. Mia mengerang ketika jariku menyentuh
clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa berkata apa-apa. Aku
merasa semuanya sudah cukup, maka aku kembali duduk di kursiku dan
kusuruh dia kembali berpakaian. Setelah kuberikan uang dalam amplop itu,
kuucapkan terima kasih dan kuminta Mia menunggu kabar dari personalia.
Mia juga mengucapkan terima kasih dan meninggalkanku. Setelah itu masuk
berturut-turut, Meity, Retno, Rina dan Ratih yang perkiraan Sukma masih
perawan.
Meity, Retno maupun Rina semuanya juga kuberi hadiah 5 juta rupiah
setiap kali mereka telanjang bulat di depanku, semuanya berbadan bagus
dengan susu yang montok, benar-benar berat bagiku untuk menahan diri
menghadapi vagina yang masih muda dan segar seperti milik mereka itu.
Ketika Rina telanjang di depanku aku tak tahan untuk tak menciumi
vaginanya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya sampai Rina
merintih-rintih, begitu juga dengan Retno yang sempat merasakan tusukan
penisku meskipun hanya sampai dasar dan segera kucabut kembali.
Ratih yang diduga Sukma perawan ternyata juga sudah tak perawan,
justru cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main
tetapi aku ragu-ragu karena aku hanya mau main dengan calon pegawai yang
betul-betul akan kuterima saja, yang lainnya cukup main-main
saja.Kesabaran dan ketahananku akhirnya berbuah juga, ketika calon
sekretarisku yang bernama Sari masuk, aku merasakan kalau inilah cewek
yang tepat untuk mendampingi Sukma sebagai sekretaris, mataku dengan tak
sungkan-sungkan melahap wajah dan tubuh Sari yang tinggi besar itu.
Wajahnya cantik Khas Jawa, hidungnya mancung dan kulitnya putih,
bibirnya sangat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang
berpotongan rendah dilapisi jas berwarna biru tua, sepintas aku dapat
melihat lekuk buah dadanya yang dalam menandakan kalau buah dada
pemiliknya montok.
Dari penampilannya, sepertinya cewek yang satu ini alim, tetapi aku
yakin kalau sebenarnya dia ini super hot dan sangat sesuai dengan
seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tidak membuat dia rikuh, malah
dia tersenyum manja waktu mengulurkan tangannya untuk bersalaman,
tangannya empuk dan hangat sekali, begitu juga dengan suaranya yang agak
bernada bass itu. Semuanya sangat memuaskan seleraku, hanya sekarang
tergantung bagaimana aku dapat mengolah agar dia dapat aku sikat dan
selanjutnya akan kupakai untuk membantu Sukma.
Pikiranku sudah membayangkan kalau mereka berdua aku sikat sekaligus
diruang ini, pasti asyik.Setelah berbasa basi dengan menanyakan beberapa
hal yang sifatnya formil, aku mulai menanyakan hal hal yang sensitif,
gairahsex.com karena begitu bernafsu akau merasakan kalau suaraku agak
gemetar, tetapi justru yang kulihat Sari malah tersenyum melihat gayaku
itu.
Baca Juga gelorabirahi.com
“Sari keberatan nggak kalau saya tanya hal hal yang sifatnya pribadi,
karena sebagai tangan kanan Bapak, tentunya Bapak juga ingin tahu hal
hal seperti itu.”
“Tentu saja boleh Pak, silakan Bapak tanya apa saja!”, Aku menelan ludah mendengar jawaban Sari yang menantang itu.
“Sari tingginya berapa ya?”.
“Seratus tujuh puluh enam senti Pak.”
“Berapa ukuran vital Sari?”.
“Dada 36, pinggang 30, pinggul 38,” Aku tersenyum mendengar ukuran
vitalnya yang hebat itu, Sari juga menyeringai melihat aku tersenyum
itu.
“Masak dada Sari sebesar itu, kelihatannya kok nggak ya?”.
“Benar kok Pak, Sari nggak bohong,” jawabnya merajuk.
“Coba Sari buka jasnya, biar Bapak bisa melihat lebih jelas!.” Tanpa
ragu-ragu Sari berdiri dan melepas jasnya, ternyata Blouse Sari tak
berlengan sehingga aku dapat melihat lengannya yang putih mulus itu.
Memang setelah Sari hanya memakai blouse, baru kelihatan kalau
susunya memang besar. Ketika kusuruh Sari mengangkat lengannya,
kelihatan juga kalau ketiaknya penuh bulu yang sangat aku sukai. Aku
makin bernafsu melihat tubuh Sari yang sip ini, tetapi aku masih harus
berusaha agar Sari benar benar dapat kutiduri, karenanya aku masih harus
terus berusaha.
“Apakah Sari pernah melihat blue film?”.
“Pernah Pak.”
“Sering?”.
“Sering.”
“Coba ceritakan pada Bapak apa yang kamu sukai kalau nonton blue film
itu!” Sari pertamanya agak ragu untuk menjawab, tetapi akhirnya keluar
juga jawabannya.
“Sari senang kalau mereka melakukan adegan pemanasan, dan juga
melihat mimik muka ceweknya kalau puas!” Aku rasanya sudah tak tahan
lagi ingin menubruk Sari, tetapi aku masih menahan diri.
“Sari, coba ya Bra nys dilepas, Bapak ingin melihat buah dada Sari!”.
“Apa blousenya juga dilepas Pak?”.
“Terserah!”. Kembali Sari berdiri, dia dengan tenang membuka blousenya serta kemudian melepas pengait behanya.
Benar-benar fantastis payudara Sari, besar, montok, putih namun
sedikit kendor. Aku sejenak terpana memandangnya, tetapi aku langsung
dapat menguasai diriku dan berdiri dan berjalan memutari mejaku
mendekati Sari. Tanpa ragu kedua tanganku langsung meremas payudara Sari
dengan lembut. Sari hanya diam saja, merasakan empuknya payudara Sari
aku tahu kalau dia sudah tidak gadis lagi. Remasan tanganku ke payudara
Sari menyebabkan puting susunya mulai mengeras, aku menyelusupkan
tanganku ke ketiaknya dan mengangkat lengannya tinggi-tinggi,
kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu dan tanpa sadar
aku sudah menciuminya.
Saat itulah Sari mulai mendesah kegelian, aku terus menciumi bulu
ketiaknya yang berbau harum oleh karena deodorant itu untuk kemudian
ciumanku mulai mengarah keputing susunya. Sari dengan agak berbisik
berkata,
“Pak, nanti ada yang melihat lho, Sari takut!”, Aku mana peduli
dengan semua itu. Justru sambil mengulum puting susunya aku mulai
melepaskan rok yang dipakainya. Dengan mudah kulepaskan rok bawah Sari
demikian juga dengan celana dalamnya, ketika kuraba selangkangan Sari
dapat kurasakan ketebalan bulu vaginanya di telapak tanganku, ketika
jariku menyelinap ke dalam vaginanya. Sari makin menggelinjang dan
meremas pundakku tanpa bersuara sedikitpun. Karena aku tahu waktuku
hanya sebentar, maka aku menghentikan ciumanku dan mulai melepasi
pakaianku sendiri. Sari hanya berdiri saja melihat aku melepaskan semua
pakaianku itu, matanya terbeliak ketika kulepas celana dalamku sehingga
penisku tersembul keluar.
Dengan terbata-bata ia berkata
“Pak saya takut Pak, punya Bapak besar sekali, nanti nggak cukup lho
Pak, saya baru beberapa kali bercinta!” Aku berbisik agar ia tak takut
karena aku akan hati hati dan kujamin dia tak merasa sakit.Kubaringkan
Sari di sofa yang ada di kantorku, dan aku kembali ke mejaku. Tanpa
diketahui Sari aku memejet interkom untuk memanggil Sukma, Sukma yang
telah mengerti dengan kode dari aku segera masuk ke ruanganku dengan
tenangnya. Tetapi lain dengan Sari yang langsung meloncat kaget dengan
wajah pucat pasi dan kebingungan mencari penutup tubuh.
“Sari nggak usah takut, toh nanti kalau kamu kerja juga bersama
dengan Mbak Sukma, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Sukma ya?”.,
Sari hanya diam saja dengan wajah merah menatap Sukma yang tersenyum
manis kepadanya.
Ketika kutanyakan dimana kondom yang kubutuhkan, Sukma
mengeluarkannya dari saku dan membukanya untuk kemudian dengan
berjongkok ia memasangnya di penisku yang sudah berdiri kaku itu, karena
memang tujuannya agar supaya Sari tidak rikuh dengan dirinya, Sukma
secara sengaja mengulum penisku dulu sebelum memasang kondom bahkan
dengan demonstratif ia menelan seluruh penisku hingga tinggal biji
pelirku saja. Sari memandang semua itu dengan wajah merah padam, entah
karena malu atau karena nafsunya yang sudah naik.
Kisah Sex Terbaru, Yang pasti ia diam saja ketika
Sukma duduk di atas meja kerjaku sementara aku mendekatinya,
kurenggangkan kaki Sari sehingga vaginanya kelihatan merekah merah
tua.Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir vagina Sari, Sari langsung
mendesah dan mendorong kepalaku, aku diam saja malahan kuteruskan
jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, Sari merintih rintih
kegelian, tanganku tak tinggal diam juga ikut meremas remas susunya yang
montok itu. Sari dengan gemetar meraih penisku dan diremasnya penisku
dengan gemas sekali. Aku juga kasihan melihat Sari yang demikian
kebingungan karena merasakan kegelian yang luar biasa itu, tetapi
tujuanku sebenarnya agar dia tak terlalu merasa sakit bila penisku yang
gede itu menembus vaginanya.
Kisah Dewasa Terbaru, Langsung saja aku mengarahkan
penisku ke liang vaginanya yang sudah basah kuyup dan merekah itu,
ketika kulihat ujungnya sudah terselip diantara bibir vagina Sari,
pelan-pelan kutekan masuk. Sari menggigit bibirnya sementara tangannya
memegang pantatku entah mau menahan atau malahan mendorong, yang pasti
penisku dengan pelan berhasil juga masuk seluruhnya ke dalam liang
vaginanya. Vagina Sari terasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit
penisku membuat aku menggigit bibir karena enaknya. Tetapi seperti yang
kuduga, Sari kurang berpengalaman dalam persetubuhan, karena meskipun
penisku sudah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan
menutup matanya.Aku berbisik di telinganya agar Sari juga menggerakkan
pantatnya, tetapi Sari tetap diam saja.
Kisah Mesum Terbaru, Gerakan penisku naik turun
membuat vagina Sari bertambah basah dan becek, aku benar-benar kecewa
dengan vagina Sari ini, rasanya aku ingin mencabut penisku dan berpindah
ke vagina Sukma yang pasti lebih pulen dibanding punya Sari itu, tetapi
aku tak mau melukai perasaan Sari. Dengan agak tergesa-gesa aku
mempercepat genjotanku agar aku segera mencapai puncak kenikmatanku,
tetapi dasar masih belum berpengalaman, tiba-tiba saja Sari merintih
keras, sementara kurasakan vaginanya mengejang.
Kisah Ngentot Terbaru, Rupanya Sari sudah mencapai
puncak kepuasannya, badannya berkeringat dan kakinya erat melingkar
dipantatku. Dengan beberapa sentakan lagi, akupun memuntahkan air maniku
yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Begitu rasa geli mulai
hilang dari ujung penisku, aku segera mencabut penisku dan kusuruh Sukma
mengajak Sari untuk keluar dari ruanganku. Sukma tersenyum melihatku,
ia tahu bahwa aku kurang puas dengan permainan Sari, pasti nantinya
Sukma harus bekerja keras untuk mendidik Sari agar tahu seleraku dalam
bermain main! Kuingatkan Sukma agar tak lupa memberi Sari uang serta
memanggilnya lagi untuk masuk kerja.
- Home
- tempat bermain poker Seleksi Sexs Sekretaris[S3]