Cerita Sex Aku Bersama Kakak Iparku

Cerita Sex Aku Bersama Kakak Iparku

Cerita Sex Aku Bersama Kakak Iparku 

Bermula dari seorang kakak ipar, Mawarwati namanya. Usianya sudah 30 tahun, lebih tua 3 tahun dari istriku.

Mba Mawar, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mba Mawar berbody montok dengan susu dan pantat yang lebih besar dibanding istriku. Dewa Poker

Rumah mba Mawar tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung kerumahnya, karena dirumahnya, mba Mawar biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu mba Mawar dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba-tiba handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yang bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka.

Suatu pagi di hari minggu, Aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anaknya mba Mawar. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah mba Mawar. Kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami mba Mawar sedang tidak di rumah.

Sampai di rumah mba Mawar, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.

Dengan perlahan aku membuka pintu kamar mba Mawar, dan seperti kuduga, mba Mawar tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna merahnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD merah yang kontras dengan kulit putihnya.

Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak iparku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan dimana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk mba Mawar.
Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh mba Mawar. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.

Dewa Poker

Tak berapa lama mba Mawar bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku bergairah.

"Eh, ada Jonim udah lama?", sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi.
"Baru mba, antar makanan buatan Rina", jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.

Dengan santai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan hormon progesteron mba Mawar akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.

Setelah minum teh, mba Mawar masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan membersihkan vaginanya.

Keluar dari kamar mandi wajah mba Mawar memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.

Setelah sedikit beraktifitas, mba Mawar kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, mba Mawartidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintip berganti baju.

Penisku semakin mengeras melihat mba Mawar mencopot dasternya dan.. oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mba Mawar tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan. Mba Mawar benar-benar seperti terangsang hebat. Dia dengan cepatnya melepas CD merahnya sehingga kini ia benar-benar bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah... tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.

Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah tegang mengacung bebas. Walau dengan sedikit canggung, aku memberanikan diri membuka pintu kamarnya.

"Joni... kamu.." Mba Mawar menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.

"Daripada pakai tangan, pakai ini aja mba..." pintaku seraya memegang batang penisku. "Gila kamu, jangan kurang ajar", sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.

Mba Mawar menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otanya membuat tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku. Dewa poker

Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang "gila kamu!", tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.

Aku sudah merasa di atas angin. Mba Mawar hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku ditubuhnya hanya direspon dengan kata "Kurang ajar" dan "gila kamu", namun aku merasa yakin dia menikmatinya.

Dugaanku betul, mba Mawar akhirnya dengan malu-malu memegang batang penisku.

"Besar banget punya kamu Joni" serunya.
"Pingin masuk vagina mbak tuh.." jawabku. Mba Mawar tersenyum manja, "gila kamu!"
"Iya mba, saya memang tergila-gila pada mba", rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.

Mba Mawar semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerhaselangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.

"Kaya'nya memeknya udah minta nih mbak", kataku.

"Gila kamu!", entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini. "Nugging mba, saya masukin dari belakang", pintaku.

Mba Mawar masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini au impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas.

Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.

Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mba Yanti yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya.

Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasme, kakak iparku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa….

“Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Joni…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.

“Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak iparku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.“Kamu memang gila Joni, awas… jangan bilang siapa-siapa ya!”, serunya perlahan.“Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.“Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi. Dewa poker

Aku memandang tubuh montok kakak iparku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu kunikmati juga.
Dan kisah selanjutnya tentu juga mudah ditebak. Setiap ada kesempatan, kami berdua mengulanginya lagi, tidak hanya di rumahnya, tapi juga di rumahku dan kadang2x untuk selingan kami janjian di luar rumah, main di mobil, pokoknya seruuuu…

Baca juga Cerita sex aku dan ayah