Ketagihan Hisapan Om Wahyu

Aku bangun ketika aku merasakan geli saat payudaraku ada yang menjilati. Aku membuka mata dan kulihat Om Wahyu sedang sibuk menyedot kedua payudaraku secara bergantian. Kembali aku harus menggelinjang dan nafsuku perlahan mulai bangkit.

Tubuh telanjang Om Wahyu menindihku. Tubuhnya yang tinggi besar membuat tubuhku seolah-olah tenggelam dalam spring bed. Tanpa kusadari tanganku pun mulai bergerak meremas-remas rambut Om Heu yang sedang sibuk melumat kedua puting payudaraku bergantian. Tubuh kami sudah mulai basah oleh peluh kami yang mulai mengucur deras. Dalam posisi seperti itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Semakin lama benda yang terjepit di antara perut kami itu makin mengeras dan terasa panas. Ohh, ternyata benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Om Wahyu yang mulai mengeras. Cerita Sex

Perlahan namun pasti lidah Om Wahyu mulai menelusuri setiap lekuk liku tubuhku. Tanpa rasa jijik dijilatinya ketiakku yang bersih mulus, karena aku memang rajin mencabuti bulu ketiakku. Rasanya geli luar biasa diperlakukan seperti itu. Lidahnya yang basah dan panas seolah-olah menggelitik ketiakku. Setelah puas menjilati kedua ketiakku bergantian, lidah Om Wahyu mulai menelusuri tubuhku bagian samping ke aras bawah. Sekarang pinggangku dijadikannya sasaran jilatannya. Aku semakin tak mampu menahan diri.

“Oshh.. Ohh Omm.. Ohh” aku hanya mampu merintih.

Karena bukan hanya itu rangsangan yang diberikannya. Tangannya yang nakal ternyata tak tinggal diam. Ditangkupkannya telapak tangannya yang besar ke bukit kemaluanku lalu dengan gerakan lembut diremas-remasnya bukit kemaluanku.

Beberapa saat kemudian sambil bibirnya menjilati perut bagian bawahku, jari jari Om Wahyu mulai bergerak menyusuri celah hangat di antara bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Jarinya bergerak sepanjang celah itu dari atas ke bawah hingga menyentuh lubang analku. Dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kemaluanku jarinya mulai dimasuk-masukkan ke dalam lubang analku hingga lubang analku kurasakan mengedut-ngedut.

Tiba-tiba Om Wahyu membalik posisi tubuhnya. Wajahnya sekarang menghadap ke selangkanganku dan selangkangannya pun dihadapkannya ke wajahku. Sekarang aku dapat melihat tanpa malu-malu lagi bentuk kemaluan laki-laki. Batang kemaluan Om Wahyu yang sudah sangat keras menggantung di atas wajahku. Uratnya yang seperti tali kelihatan menonjol sepanjang batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan. Gagah sekali bentuknya seperti meriam kecil antik yang banyak kulihat dijual di sekitar candi Borobudur sana. Cerita Dewasa 2016

Aku tidak sempat mengagumi benda itu berlama-lama, karena tiba-tiba kurasakan batang kemaluan itu mengganjal tepat di bibirku. Rupanya Om Wahyu menginginkan batang kemaluannya kujilati seperti tadi. Aku pun membuka bibirku dan dengan lembut mulai menjilati ujung batang kemaluannya yang mengkilat. Tubuhku pun tersentak dan tanpa sadar pantatku terangkat ke atas saat bibir Om Wahyu mulai menciumi bukit kemaluanku. Bibirnya dengan gemas menyedot labia mayoraku lalu disisipkannya lidahnya ke dalam bibir kemaluanku.

Saking gelinya tanpa sadar kedua kakiku menjepit kepala Om Wahyu untuk lebih menekankan wajahnya ke bukit kemaluanku. Om Wahyu pun menekan pantatnya ke bawah hingga batang kemaluannya lebih dalam memasuki mulutku. Aku hampir tersedak dan susah bernapas karena batang kemaluan om Wahyu yang besar itu menyumpal mulutku dan ujungnya hampir menyentuh kerongkonganku, sementara rambut kemaluannya yang sangat lebat menutupi hidungku!!

Aku gelagapan hingga tanpa sadar kucengkeram pantat Om Wahyu agar mengangkat pantatnya. Rupanya tindakanku berhasil karena Om Wahyu mengangkat pantatnya sedikit hingga aku dapat bernapas lega.

Tubuhku semakin menggeliat liar saat lidah Om Wahyu mulai menggesek-gesek kelentitku. Kelentitku rasanya membengkak dan berdenyut-denyut seolah mau pecah. Mataku sudah membeliak hampir terbalik. Aku merasa hampir mengalami orgasme lagi.. Namun saat desakan di bagian bawah perutku hampir meledak tiba-tiba Om Wahyu menjauhkan bibirnya dari selangkanganku. Aku kecewa sekali rasanya. Orgasme yang hampir kuperoleh ternyata menjauh lagi. Ternyata ini memang taktik Om Wahyu agar aku penasaran.

Om Wahyu mengubah posisi lagi. Kini wajahnya menghadap ke wajahku lagi. Tubuhnya ditempatkannya di antara kedua pahaku yang memang sudah terbuka lebar. Kemudian bibirnya mencium bibirku dengan lembut. Akupun membalasnya. Lidah kami saling berkutat. Sementara itu tubuh bagian bawah Om Wahyu mulai menekan selangkanganku. Hal ini kurasakan dari tekanan batang kemaluan Om Wahyu yang terjepit bibir keamaluanku, walaupun belum masuk ke dalam liang kemaluanku tentunya!!

Hangat sekali rasanya batang kemaluan itu. Nikmat sekali rasanya gesekan-gesekan yang ditimbulkannya saat pantatnya bergerak maju-mundur. Seputar cerita sexs

“Omhh.. Ja.. Jangan dimasukkan..!” kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.

Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus atau tidak, sebab sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk ke lubang kemaluanku.

“Oke.. Sayang.. Kalau nggak boleh dimasukkan, Om gesek-gesekkan di bibirnya saja ya..?” jawab Om Wahyu juga dengan napas yang terengah-engah.

Kemudian Om Wahyu kembali memasang ujung batang kemaluannya tepat di celah-celah bibir kemaluanku. Aku merasa gemetar luar biasa ketika merasakan kepala batang batang kemaluan itu mulai menyentuh bibir kemaluanku. Lalu dengan perlahan digoyangkanya pantatnya hingga batang kemaluannya mulai menggesek celah bibir kemaluanku. Hal ini berlangsung beberapa saat dengan irama yang teratur seperti pemain biola yang menggesek biolanya dengan khidmat.

Rupanya Om Wahyu tidak puas dengan cara seperti itu (Aku pun juga kurang puas sebenarnya..! Tapi gengsi dong masak cewek minta duluan!!).

“Om masukkin dikit ya sayang..” bisik Om Wahyu dengan napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah semakin meningkat. Aku sendiri yang juga sudah sangat terangsang dan tidak berdaya karena sudah terbakar birahi hanya diam saja.

Karena aku hanya diam, Om Wahyu lalu memegang batang kemaluannya dan dicucukannya ke celah-celah bibir kemaluanku yang sudah sangat licin. Dengan pelan didorongnya pantatnya hingga akhirnya ujung kemaluan Om Wahyu berhasil menerobos bibir kemaluanku. Aku menggeliat hebat ketika ujung batang kemaluan yang besar itu mulai menyeruak masuk. Walaupun mulanya sedikit perih, tetapi perlahan namun pasti ada rasa nikmat yang baru kali ini kurasakan mulai mengalahkan perihnya selangkanganku. Seperti janji Om Wahyu, batang kemaluannya yang seperti lengan bayi itu hanya dimasukkan sebatas ujungnya saja.

Meskipun hanya begitu, kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak histeris. Sungguh batang kemaluan Om Wahyu itu luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung topi baja batang kemaluan Om Wahyu yang bergerak maju-mundur secara pelahan.

Om Wahyu terus menerus mengayunkan pantatnya Mamaju-mundurkan batang batang kemaluan sebatas ujungnya saja yang terjepit dalam liang kemaluanku. Keringat kami berdua semakin deras mengalir, sementara mulut kami masih terus berpagutan.

“Sakkith.. Omhh..?” Aku menjerit pelan saat kurasakan betapa batang kemaluan om Wahyu menyeruak semakin dalam. Cerita Mesum

Namun rasa perih itu perlahan-lahan mulai menghilang saat Om Wahyu menghentikan gerakan batang kemaluannya yang begitu sesak memenuhi liang kemaluanku. Rasa sakit itu mulai berubah menjadi nikmat karena batang kemaluannya kurasakan berdenyut-denyut dalam jepitan liang kemaluanku.
Lalu aku semakin mengawang lagi saat lidah Om Wahyu yang panas mulai menyapu-nyapu seluruh leherku dengan ganasnya. Bulu kudukku serasa merinding dibuatnya. Aku tak sadar lagi saat Om Wahyu kembali mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya yang terjepit erat dalam laing kemaluanku semakin menyeruak masuk. Aku yang sudah sangat terangsang pun tak sadar akhirnya menggoyangkan pantatku seolah-olah memperlancar gerakan batang kemaluan Om Wahyu dalam liang kemaluanku.

Kepalaku tanpa sadar bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang baru kali ini kurasakan. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak yang meletup-letup hendak pecah di dalam diriku. Cerita Hot

Aku tak tahu entah bagaimana, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku.

Bless..

Perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak ke dalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang batang kemaluan Om Wahyu yang sangat-sangat besar itu. Ada rasa pedih menghunjam di perut bagian bawahku. Oohh rupanya mahkotaku sudah terenggut.

“Akhh.. Sakk.. Kitthh.. Omhh..” aku merintih dan tanpa sadar air mataku menetes.

Ada sebersit rasa penyesalan dalam diriku, mengapa aku begitu mudah menyerahkan mahkotaku yang paling berharga.

“Omh.. Kok dimaassuukiin seemmua.. Ah..?” tanyaku.”Maafkan Om saayang. Om nggak tahhan..!” ujarnya dengan lembut.

Ia pun menghentikan gerakan pantatnya. Air mataku mengalir tanpa dapat kutahan lagi.

“Jangan menangis sayang..” bisik Om Wahyu di telingaku, “Om sayang kamu”

Ada secercah rasa bahagia saat kudengar bisikan mesranya di telingaku. Aku pun terdiam dan ia pun terdiam. Kami terdiam beberapa saat. Ooh betapa indahnya.. Dalam diam itu aku dapat merasakan kehangatan batang kemaluannya yang hangat dalam jepitan liang kemaluanku. Kembali rasa nikmat menggantikan rasa sakit yang tadi menghentakku. Kurasakan batang kemaluannya mengedut-ngedut dalam jepitan liang kemaluanku.

Kemudian dengan perlahan sekali Om Wahyu mulai mengayunkan pantatnya hingga kurasakan batang kemaluannya menyusuri setiap inci liang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Aku tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Om Wahyu sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku pun membalasnya.

 “Hmmgghh”

Kudengar Om Wahyu mendengus tanda birahinya sudah mulai meningkat. Gerakan batang kemaluannya semakin mantap di dalam jepitan liang kemaluanku. Aku merasakan betapa batang kemaluanya yang keras menggesek-gesek kelentitku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut gesekan batang kemaluannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah mengikuti gerakan Om Wahyu yang menarik batang kemaluannya dengan cara menyendal seperti orang memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih terjepit dalam liang kemaluanku. Cerita Seks

Lalu setelah itu didorongnya batang kemaluannya dengan pelahan hingga ujungnya seolah menumbuk perutku. Dilakukannya hal itu berulang-ulang. Aku merasa ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Om Wahyu menarik batang kemaluannya dengan cepat! Belakangan aku baru tahu kalau itu namanya teknik sendal pancing setelah Om Wahyu menceritakannya! Intinya teknik ini adalah mendorong secara pelan hingga batang kemaluannya masuk seluruhnya lalu menarik dengan cepat seperti orang menyendal saat memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih tertinggal! Wow.. Ternyata teknik inilah yang kurasakan paling nikmat dan menjadi teknik favoritku!!

Napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan. Begitu besarnya batang kemaluan Om Wahyu, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang kemaluan Om Wahyu semakin menyeruak ke dalam liang kemaluanku dan melesak hingga ke dasarnya. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang kemaluan Om Wahyu menggesek-gesek dinding liang kemaluanku.

Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Om Wahyu dengan menggoyang pantatku. Semakin lama, genjotan Om Wahyu semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku tersentak-sentak dengan hebat. Slep.. slep.. slep.. sleep.. bunyi gesekan batang kemaluan Om Wahyu yang terus memompa liang kemaluanku.

“Akhh..! Aakhh.. Omhh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yang kurasakan. Om Wahyu benar-benar telah menyeretku menuju sorga kenikmatan. Persetan dengan keperawananku. Aku sudah tak peduli apapun.

Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku!! Tubuhku mengelepar-gelepar di bawah genjotan tubuh Om Wahyu. Seperti tidak sadar, aku dengan lebih berani menyedot lidah Om Wahyu dan kupeluk erat-erat tubuhnya seolah takut terlepas.

“Ooh.. Omh.. Akhh..!” akhirnya aku menjerit panjang ketika hampir mencapai puncak kenikmatan. Tahu aku hampir orgasme, Om Wahyu semakin kencang menyendal-nyendal batang kemaluannya dari jepitan liang kemaluanku. Cerita Hot

Saat itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Om Wahyu yang kuat. Tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.

“Ooh.. Aauuhh.. Omh..!” Jeritku tanpa sadar.

Seketika dengan refleks jari-jariku mencengkeram punggung Om Wahyu. Pantatku kunaikkan ke atas menyongsong batang kemaluan Om Wahyu agar dapat masuk sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan liang kemaluanku berdenyut-denyut dan akhirnya aku seolah merasakan melayang. Tubuhku serasa seringan kapas. Aku benar-benar orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah kenikmatan puncak itu. Om Wahyu menghentikan sendalannya.

“Bagaimana rasanya sayang..!” bisik Om Wahyu lembut sambil mengecup pipiku.

Aku pun hanya terdiam dan wajahku merona karena malu.

“Istirahat dulu ya sayang” bisiknya lagi.

Om Wahyu yang belum orgasme membiarkan saja batang kemaluannya terjepit dalam liang kemaluanku. Kami kembali terdiam. Mungkin Om Wahyu sengaja membiarkan aku untuk menikmati saat-saat kenikmatan itu. Aku kembali mengatur napasku sementara kurasakan batang kemaluan Om Wahyu terus mengedut-ngedut dalam jepitan liang kemaluanku. Tubuh kami sudah mengkilat karena basah oleh keringat. Memang udara saat itu panas sekali, apalagi kami juga habis bergumul hebat ditambah kamar itu tidak ber AC, hanya kipas angin yang membantu menyejukkan ruangan yang sudah berbau mesum itu.

Setelah beberapa saat Om Wahyu yang belum orgasme itu mulai menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur. Kali ini dia bergerak tidak menyendal-nyendal lagi. Masih dengan posisi seperti tadi, yaitu kakiku menjuntai ke lantai dan pantatku terletak di tepi pembaringan. Sedangkan om Wahyu tetap posisi setengah berdiri karena kakinya masih di lantai. Cerita Sex

Kembali gejolak birahiku terbangkit. Dengan sukarela aku menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakan pantat Om Wahyu. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Om Wahyu semakin lancar dalam jepitan liang kemaluanku. Meskipun masih ada rasa sedikit ngilu, kubiarkan Om Wahyu memompa terus lubang kemaluanku.

Aku yang sudah cukup lelah hanya bergerak mengimbangi ayunan batang kemaluan Om Wahyu yang terus memompaku. Batang kemaluannya yang hitam kecoklatan dan sudah berkilat karena basah oleh cairan licin yang keluar dari kemaluanku tanpa ampun menghajar liang kemaluanku. Edan tenan!! Liang kemaluanku dimasuki batang kemaluan sebesar itu. Kalau akau tak malu ingin rasanya aku menjerit meneriakkan kata-kata Om Timbul dalam iklan jamu yang terkenal “Uenak tenaann!”. Memang enak, bagi yang belum pernah merasakan boleh coba! Ditanggung ketagihan.

Memang kupikir-pikir mendingan enak ngeseks begini daripada ikut-ikutan teman kuliahku yang sok idealis berdemo panas-panasan!! Memang banyak teman yang ngajak aku berdemo, tapi aku emoh! Ngapain toh enggak ada untungnya! Paling-paling kita cuman diperalat sama pemimpin demo! (Rupanya ada benarnya juga pilihan yang kuambil untuk tidak ikut-ikutan berdemo! Soalnya ternyata ketahuan ada beberapa rekan yang terima duit dari demo itu!)

Om Wahyu semakin lama semakin kencang memompakan batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas kedua buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu nafsuku semakin memuncak kembali. Kurasakan kenikmatan mulai menjalar lagi. Bermula dari selangkanganku kenikmatan itu menjalar ke putingku lalu ke ubun-ubunku. Aku lalu balik membalas ciuman Om Wahyu, pantatku bergerak memutar mengimbangi batang kemaluan Om Wahyu yang dengan perkasa menusuk-nusuk lubang kemaluanku.

Gerakan Om Wahyu mulai semakin liar. Napasnya mendengus seperti kerbau gila! (Mungkin kerbau kalau lagi gila begini kali ya?) Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus batang batang kemaluan Om Wahyu yang terjepit erat dalam lubang kemaluanku. Aku pun semakin tak mampu menahan diri. Kusedot lidah Om Wahyu yang menyelusup ke dalam mulutku. Tubuh Om Wahyu mengejat-ngejat seperti orang tersengat listrik karena kenikmatan. Cerita Dewasa 2016

Lalu di saat aku menjerit panjang saat merasakan orgasme untuk yang ke sekian kalinya. Om Wahyu pun mengejat-ngejat.

“Ough.. Ugh.. Ughh” dengan napas yang terengah-engah, Om Wahyu yang berada diatas tubuhku semakin cepat menghunjamkan batang kemaluannya. Lalu

Crrott.. Crrott.. Crroott.. Croott.. Crooott..

Aku merasakan betapa batang kemaluan Om Wahyu menyemprotkan air maninya dalam kehangatan liang kemaluanku. Matanya membeliak dan tubuhnya terguncang hebat. Batang kemaluannya mengedut-ngedut hebat saat menyemburkan air maninya. Aku merasakan ada semprotan hangat di dalam sana, nikmat sekali rasanya. Rupanya kami mencapai orgasme yang bersamaan.

“Teruss.. teruss.. putarr sayanghh..!” dengus Om Wahyu. Aku pun membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku.

Beberapa saat kemudian tubuhnya ambruk hingga menindih tubuhku. Batang kemaluannya tetap terjepit dalam liang kemaluanku. Sementara aku merasakan ada aliran cairan yang mengalir keluar dari liang kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat yang melelahkan itu.

Gila, air mani Om Wahyu luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang kemaluanku terasa kebanjiran. Bahkan karna begitu banyaknya, air mani Om Wahyu belepotan hingga ke bibir kemaluanku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu reda. Untuk beberapa saat Om Wahyu masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. Batang kemaluannya yang sudah mulai melemas secara perlahan terdorong keluar oleh kontraksi otot liang kemaluanku. Hingga tiba-tiba tubuh kami berdua seperti tersentak saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan kemaluanku.

Plop..

Seperti tutup botol yang terlepas saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan liang kemaluanku. Kami tersenyum.

“Enak sayang?” bisiknya mesra.”Kamu sungguh hebat Rena. Om sayang sekali sama Rena” ia merayu lagi setelah memperoleh kenikmatan dariku.

Setelah itu ia menggulingkan tubuhnya berguling kesampingku. Mataku menerawang menatap langit-langit kamar. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Tapi nasi sudah menjadi bubur! Air mani sudah terlanjur mengucur! Biarin deh! Apa yang terjadi terjadilah. Que sera sera! Demikian pembenaranku.

“Maafkan Om, Rena. Om telah khilaf” bisik Om Wahyu lirih. Cerita Hot

Aku tidak menjawab, aku duduk dan bermaksud membersihkan ceceran air mani Om Wahyu yang berceceran di bibir kemaluanku. Aku kembali tercenung melihat betapa cairan mani yang mengalir keluar dari liang kemaluanku sedikit kemerahan karena darah perawanku. Ya perawanku telah terenggut oleh Omku! Adik kandung ayahku sendiri!! Untuk beberapa saat tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.

Namun rupanya penyesalanku tidak berlangsung lama. Kenikmatan mengalahkan rasa sesalku. Hari itu kami melakukannya lagi berulang-ulang seperti layaknya pengantin baru. Om Wahyu mengajariku berbagai gaya yang aneh-aneh! Memang keadaan sangat mendukung karena kedua orangtuaku baru pulang setelah petang. Jadi siang itu kami benar-benar mereguk kenikmatan sebebas-bebasnya. Dari beberapa gaya yang diperkenalkan Om Wahyu, hanya gaya “sendal pancing” itulah yang paling berkesan bagiku dan menjadi gaya favoritku.

Sejak saat itu aku menjadi kekasih Om ku sendiri. Tentunya tanpa sepengetahuan ayahku. Dan setiap ada kesempatan kami selalu melakukannya di manapun dan kapanpun.(scs*)